Berawal dari kecintaannya pada olahraga tenis, Farouq membangun dua lapangan tenis di lahan dekat roastery miliknya di Bintaro. Dimulai sebagai proyek hobi, lapangan tersebut justru mendapat sambutan luar biasa; lapangan selalu penuh di pagi, sore, hingga akhir pekan.

‍

Melihat tingginya peminat, Farouq mulai berpikir langkah selanjutnya. Ia ingin menghadirkan ruang olahraga yang lebih inklusif dengan pembangunan lapangan indoor agar pelanggan tetap bisa bermain di siang hari atau saat hujan. Di saat yang sama, ia mulai mengeksplor padel, ketika olahraga itu masih asing bagi banyak orang.

‍

Sebagai bagian dari proses memetakan langkah ekspansi, kami hadir sebagai teman bertukar pikiran bagi Farouq dan tim. Kami bantu merancang pendanaan untuk membuat fasilitas-fasilitas baru tanpa mengganggu finansial serta operasional yang sudah berjalan. 

‍

Dari kolaborasi ini, lahirlah salah satu lapangan padel pertama di Jabodetabek, jauh sebelum olahraga tersebut mendapat perhatian luas. Ketika banyak yang masih ragu pada potensinya, kami memilih untuk percaya pada intuisi awal Farouq dan komunitas yang sudah ia bangun. Dukungan ini juga memantapkan langkah GOAT Arena untuk membuka lapangan di lokasi lain.

‍

Perjalanan GOAT Arena menunjukkan bahwa ide berkembang ketika ada ruang untuk melihat ke depan serta teman berdiskusi yang mau mendukung serta meyakini arah yang dirasakan pemilik bisnis sejak awal. Dan di situ lah peran kami, untuk menemani di titik-titik penting ketika keputusan mulai dibentuk.