Kapan sebaiknya agensi kreatif harus mulai peduli tentang pajak?

Kalimat “ayo urus pajak” mungkin bukan hal seksi untuk didengar di tengah dunia yang penuh ide dan konsep unik. Tapi, coba pikirkan lagi: apa artinya kalau bisnis sudah mulai cukup besar sampai urusan pajak pun jadi relevan?

Beberapa waktu lalu, kami bersama ahli mengajak para founder di bidang kreatif untuk melakukan diskusi santai soal hal yang sering terlewat yakni pajak, dan kenapa itu adalah sinyal paling nyata kalau bisnis sedang bertumbuh. Satu pertanyaan muncul berulang kali saat diskusi berlangsung :

"Memangnya, kapan waktu yang tepat untuk agensi kreatif harus mulai peduli tentang perpajakan usaha?"

Tahap Awal: Saat Pondasi Diuji

Di awal membangun, mayoritas agensi kreatif menjalani proses yang sama. Fokus pitching dan mencari klien, memegang semua peran untuk menjaga arus kas, serta memastikan timeline proyek selesai tepat waktu.
Pajak? Nanti dulu.

Padahal di fase ini seharusnya kesadaran pajak mulai dibentuk.

Memahami dasar-dasar pajak sejak awal bukan hanya membantu agensi kreatif lebih siap saat berkembang, tapi juga membangun kebiasaan untuk patuh. Pencatatan keuangan yang rapi, pelaporan pajak bulanan dan tahunan yang teratur, serta pemahaman terhadap jenis pajak yang berlaku untuk jasa kreatif akan menjadi kunci penting.

Sebagai industri yang banyak berhubungan dengan pihak eksternal, seperti freelancer, content creator, hingga vendor produksi, agensi juga perlu tahu kewajiban pemotongan pajak. Misalnya, PPh 21 untuk individu, PPh 23 (2%) untuk badan usaha dalam negeri, dan PPh 26 (20%) untuk vendor luar negeri, tergantung jenis jasanya. Pemahaman dasar seperti ini mencegah kesalahan sederhana yang bisa berdampak besar saat audit.

Saat Agensi Mulai Naik Kelas

Ada satu momen dalam perjalanan setiap agensi yang sedang bertumbuh besar: ketika proyek stabil, klien makin besar, dan invoice datang dari perusahaan korporasi. Di titik ini, pajak bukan lagi kewajiban administratif, tapi bagian dari credibility check.

Status PKP (Pengusaha Kena Pajak) sering menjadi titik balik. Jika omzet sudah melewati Rp4.8 miliar per tahun, agensi wajib mengurus status PKP di tahun berikutnya. Banyak perusahaan besar juga hanya mau bekerja sama dengan vendor PKP karena dianggap lebih kredibel dan tertib.

Namun, menjadi PKP juga bisa menjadi keputusan strategis yang dilakukan lebih awal, bahkan sebelum omzet mencapai batas wajib. Banyak agensi memilih mendaftar PKP sejak awal berdiri karena ingin membuka peluang kerja sama dengan klien besar lebih cepat, walaupun ada tambahan pekerjaan administratif untuk penerbitan faktur pajak dan pelaporan PPN 11% setiap bulan. Keputusan ini memang butuh komitmen lebih, tetapi bisa jadi langkah penting untuk menempatkan bisnis di level yang lebih profesional sejak dini.

Pada tahap ini pula, pajak dapat menjadi alat penghematan. Dengan struktur dan perencanaan yang tepat, beban pajak bisa dikelola lebih cerdas tanpa melanggar aturan. Tapi di sisi lain, kalau belum sempat menata dari awal dan sistemnya mulai rumit, masih ada cara untuk memperbaiki.

Ketika Sudah Terlanjur Rumit

Banyak agensi baru sadar pentingnya urusan pajak setelah menerima “surat cinta” dari otoritas terkait atas tunggakan pajak yang menggulung bertahun-tahun.

Jika bisnis sudah di tahap ini, langkah terbaik adalah bekerja sama dengan konsultan pajak berizin. Mereka bisa membantu menata ulang laporan, memperbaiki histori, serta menyusun strategi pajak untuk kepatuhan yang lebih baik di masa depan. Konsultan pajak juga bisa membantu tax planning, yaitu merancang struktur kepatuhan agar lebih hemat bayar pajak tanpa melanggar ketentuan yang berlaku.

Masalah pajak yang tidak diselesaikan bisa berujung pada risiko serius: dari pembekuan rekening hingga sanksi pidana untuk kasus ekstrem. Karena itu, menyelesaikannya lebih awal bukan hanya tindakan defensif, tapi keputusan strategis untuk memastikan keberlanjutan bisnis.

Langkah Praktis yang Bisa Dimulai dari Sekarang

Seringkali melakukan hal-hal yang membosankan di awal justru membuat ringan di belakang.

Jadi, Kapan Waktu yang Paling Tepat?

Bisa jadi jawabannya sederhana: sebelum Anda merasa perlu. Karena urusan pajak sesuatu yang berjalan beriringan dengan bisnis, semakin memahami dasarnya, maka semakin memudahkan ke depannya. Sesi Tax Sharing lalu menjadi pengingat bahwa bisnis kreatif yang matang bukan hanya soal ide dan karya, tapi juga tentang kesiapan menghadapi realita operasional.

Dan mungkin, ketika Anda mulai peduli pajak, di momen itulah agensi kreatif Anda mulai benar-benar tumbuh.

Kembali ke halaman awal